MAKALAH TAFSIR AYAT DAN HADITS EKONOMI
“Ayat ayat dan Hadits tentang Produksi”
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
segala puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan limpahan rahmat-Nya kepada kita semua selaku para
hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita menuju terangnya Iman dan Islam, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah
ini sengaja penulis susun dengan judul “Ayat dan Hadits Tentang Produksi”
sebagai salah satu tugas yang deiberikan dosen kami dan dengan Rahmat Allah
makalah ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan rekan-rekan mahasiswa.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu
segala kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan
diskusi atau makalah selanjutnya dimasa yang akan datang.
Yogyakarta, 29 September 2015 M
|
15 Dzulhijjah 1436 H
|
Penulis
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………i
DAFTAR
ISI
………………………………………………………………..............ii
BAB
I PENDAHULUAN …………………………………………………………..1
BAB
II AYAT dan HADITS TENTANG PRODUKSI ..............................……....3
BAB
III PENUTUP ……………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………...14
|
BAB I
PENDAHULUAN
Al quran adalah
landasan yang utama bagi seluruh umat manusia karena Al quran merupakan wahyu
yang terakhir yang disampaikan oleh malaikat Jibril dan menjadi pedoman bagi
manusia khususnya umat Islam itu sendiri, sementara Hadits Nabi Muhammad adalah
seluruh perkataan, perbuatan dan persetujuan dari Rasulullah SAW. Maka dari itu
Al quran dan Hadits keduanya tidak dapat dipissahkan karena saling berkaitan
satu dengan yang lainnya.
Dan dalam
kehidupan berekonomi kita mengenal beberapa istilah diantaranya adalah
Konsumsi, Produksi dan Distribusi. Maka dari itu kita dapat mengambil beberapa
ayat maupun hadits yang berkaitan dengan kehidupan berekonomi salah satunya
adalah Produksi itu sendiri.
A.
Rumusan Masalah
1.
Penafsiran QS An-Nahl Ayat 80-81
2.
Penjelasan Hadits tentang Produksi
BAB II
AYAT dan HADITS TENTANG PRODUKSI
A.
QS AN- NAHL AYAT 80-81
“Dan
Allah menjadikan rumah- rumah bagimu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan
bagimu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit hewan ternak yang kamu merasa
ringan (membawanya) pada waktu kamu berpergian dan pada waktu kamu bermukim dan
(dijadikan-Nya) dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat alat rumah
tangga dan kesenangan sampai waktu tertentu” (80)
”dan
Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan
Dia jadikan bagimu Pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi)
yang memelihara kamu dari peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan
nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).”(81)
Menurut Ahmad
Mushtafa Al-Maroghi dalam tafsir Al-Maroghi, menafsirkan ayat-ayat ini bahwa
Allah telah menyebutkan nikmat-nikmat yang Dia limpahkan kepada para hamba-Nya.
Dimulai dengan nikmat yang dikhususkan bagi orang-orang yang bermukim, dengan
Firman-Nya : “menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal” kemudian
nikmat yang dikhususkan bagi para musafir yang mampu mendirikan kemah, dengan
Firman-Nya : “menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit
binatang ternak”. Kemudian bagi orang yang tidak mampu melakukan hal itu, tidak
pula mempunyai naungan selain daripada tempat bernaung, dengan Firman-Nya :
“menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan” .
selanjutkan menyebutkan nikmat yang dibutuhkan oleh setiap orang, dengan
Friman-Nya: “dan Dia jadikan bagimu pakaian”. Lalu, menyebutkan apa yang
diperlukan di dalam peperangan, dengan Firman-Nya: “dan pakaian (baju besi)
yang memelihara kamu dalam peperangan”[1].
Ayat ini
mengingatkan manusia tentang nikmat nikmat yang dapat diperolehnya melalui
binatang ternak seperti disampaikan dalam arti ayat ke 80 tadi.
Firman-Nya (وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ
) waAllahu ja’alalakum min buyuutikum/ dan Allah menjadikan bagi kamu rumah
rumah kamu dst. Mengandung arti bahwa Allah mencipatakan bagi manusia bahan
bahan untuk dijadikan rumah, serta mengilhami manusia cara pembuatannya. Ilham
untuk membuat rumah merupakan tangga pertama bagi bangunnya peradaban umat guna
melanjutkan hidup prisbadi, bahkan jenisnya. Dengan demikian itu adalah nikmat
yang sangat besar[2].
dalam pengggalan ayat ke 80 ini dapat disimpulkan bahwa manusia diilhami oleh
Allah untuk melakukan salah satu dari kegiatan produksi itu sendiri.
Kata (BAITUN) yang artinya rumah, pada mulanya
adalah tempat berada di waktu malam, baik tempat itu berupa bangunan tetap,
maupun bangunan yang hanya untuk sementara seperti kemah kemah.agaknya penamaan
demikian disebabkan karena manusia bisa saja pergi dan tidak kembali ke rumah
pada siang hari namun pada malam harinya manusia akan kembali ke rumahnya untuk
tidur.
Kata (سَكَنًا
) terambil dari kata tenang setelah
sebelumnya bergejolak. Rumah berfungsi untuk memberikan ketenangan bagi
penghuninya setelah seharian bergulat dengan aneka problem di luar rumah,
keberadaan di rumah menjadikan seseorang dapat melepaskan lelah dan merasa
tenang tidak terganggu bukan saja oleh binatang buas, melainkan juga oleh pengunjung
yang masuk tanpa izin.
Firman-Nya (وَجَعَلَ
لَكُمْ مِنْ جُلُودِ الْأَنْعَامِ ) artinya dan dijadikan bagimu dari kulit binatang
ternak, dijadikan dasar oleh para ulama tentang bolehnya memanfaatkan semua
kulit binatang yang hidup lalu disembelih maupun yang mati tanpa disembelih.
Tetapi tentu saja setelah kulit itu disamak. Dari penggalan ayat ini manusia
diperbolehkan untuk berproduksi atau menggunakan seluruh kekayaan alam termasuk
didalamnya binatang ternak.[3]
Firman-Nya (مَتَاعًا
إِلَىٰ حِينٍ ) yang artinya kesenangan sampai waktu yang
tertentu mempunyai makna bahwa dan nasihat bahwa manusia agar tidak
terpukau oleh alat alat rumah tangga dan perhiasan serta aneka kenikmatan
duniawi, karena hal hal tersebut hanya bersifat sementara. Jika bukan barangnya
yang rusak maka pemiliknya yang meninggalkan barangnya atau wafat.
Ayat 81
Ayat diatas menjelaskan tentang fungsi paakaian sebagai
pemeliharaan dari perasaan dingin. Ini bukan saja karena masyarakat arab lebih
merasakan kesuliatan dari sengatan panas. Pada ayat ini disebutkan dua fungsi
dari pakaian yakni memelihara dari sengatan panas (atau dingin) dan juga dari
sengatan musuh atau sebagai baju perang.[4]
B.
Hadits Tentang Produksi
Ibnu
majah mengatakan, Nabi SAW bersabda : “Barang siapa yang mempunyai tanah maka
tanamilah, jika tidak mampu maka supaya ditanami oleh saudaranya”
مَنْ كَانَتْ لَهُ أَرْضٌ فَلْيَزْرَعْهَا أَوْ
لِيَمْنَحْهَا أَخَاهُ فَإِنْ أَبَى فَلْيُمْسِكْ أَرْضَهُ
Produksi dapat meningkatkan
kesejahteraan manusia dimuka bumi. Dalam ilmu ekonomi modern, kesejahteraan
ekonomi diukur dengan uang, sedangkan dalam Islam kesejahteraan ekonomi terdiri
dari bertambahnya pendapatan yang diakibatkan oleh meningkatnya produksi dan
keikutsertaan sejumlah orang dalam proses produksi.[5][6]
C. Pengertian Produksi Menurut Islam
Produksi dalam bahasa arab adalah al-intaaj dari akar kata nataja,tetapi dalam istilah
fiqih lebih dikenal dengan kata tahsil,yaitu
mengandung arti penghasilan atau menghasilkan sesuatu. Begitupun dengan Ibnu
Khaldun,menggunakan kata tahsil untuk produksi ketika ia membahas
pembagian spesialisasi tenaga kerja.[7][8] Dalam kamus Bahasa Indonesia produksi berarti
hasil atau penghasilan.
Salah satu defenisi tentang produksi
adalah aktivitas menciptakan manfaat dimasa kini dan mendatang.Disamping
pengertian di atas,pengertian produksi juga merujuk kepada prosesnya yang
mentransformasikan input menjadi output. Segala jenis input yang masuk dalam
proses produksi untuk menghasilkan output produksi disebut faktor produksi.
Pemahaman produksi dalam Islam
memiliki arti sebagai bentuk usaha keras dalam pengembangan faktor-faktor sumber
produksi yang diperbolehkan. Islam menghargai seseorang yang mengolah bahan
baku kemudian menyedekahkannya atau menjualnya sehingga manusia dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya atau untuk meningkatkan ekonomi untuk mencukupi kebutuhannya
sendiri. Pekerjaan seseorang yang sesuai keterampilan yang dimiliki,
dikategorikan sebagai produksi, begitupun kesibukan untuk mengolah sumber
penghasilan juga dapat dikatakan produksi.
Produksi tidak hanya menciptakan
secara fisik sesuatu yang tidak ada menjadi ada,tetapi menjadikan sesuatu dari
unsur-unsur lama yaitu alam menjadi bermanfaat. Dari binatang ternak misalnya,
orang dapat mengambil kulitnya untuk dijadikan pakaian dan barang jadi lainnya,
dari susu binatang ternak dapat diperas dijadikan minuman susu segar ataupun
susu bubuk untuk bayi. Manusia harus mengoptimalkan pikiran dan keahliannya
untuk mengembangkan sumber-sumber investasi dan jenis-jenis usaha dala
menjalankan apa yang telah disyari’atkan.[9]
BAB III
KESIMPULAN
Produksi
merupakan salah satu bagian dari kegiatan ekonomi dan manusia tidak mungkin
dapat dipisahkan dari kegiatan ekonomi itu sendiri karena manusia membutuhkan sesuatu
untuk kelangsungan hidupnya seperti dijelaskan dalam QS An- Naml ayat 80-81
bahwasannya manusia itu membutuhkan rumah untuk tempat tinggal dan Allah
menciptakan alam dan seluruh isinya agar digunakan sebaik baiknya oleh manusia
untuk kelangsungan hidupnya seperti kullit hewan ternak yang digunakan manusia
untuk pakaian dan melindunginya dari rasa dingin maupun dari musuh. Sedangkan
hadits Rasulullah SAW menerangkan tentang salah satu faktor produksi yakni
tanah yang menganjurkan umatnya untuk bercocok tanam sebagai salah satu bentuk
berproduksi itu sendiri.
Demikian
secara umum pernjelasan Ayat Al Quran dan Hadits yang kami hubungkan dengan
produksi dalam islam yakni menggunakan sebaik baiknya fktor faktor produksi
yang telah diciptakan oleh Allah untuk kelangsungan hidup manusia dan
menggunakan sebaik baiknya dalam rangka beribadah kepada-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tafsir Al
misbah M. Quraish shihab
2. http://refkyfielnanda.blogspot.co.id/2015/01/studi-hadits-tentang-produksi_19.html
[1] http://hamz-sazied.blogspot.co.id/2010/04/ayat-ayat-al-quran-tentang-produksi.html
[2] Tafsir Al misbah M. Quraish shihab
[3] Tafsir Al misbah M. Quraish shihab
[4] Tafsir Al misbah M. Quraish shihab
[5] http://refkyfielnanda.blogspot.co.id/2015/01/studi-hadits-tentang-produksi_19.html
[6] Ilfi Nur Diana, Hadis-Hadis Ekonomi, (Malang: UIN Malang Press, 2008),
hal. 38.
[7] http://refkyfielnanda.blogspot.co.id/2015/01/studi-hadits-tentang-produksi_19.html
[8] Ibnu Khaldun, Muqaddimah, (Kairo: al-Maktabah,1930), hal. 35.
[9] http://refkyfielnanda.blogspot.co.id/2015/01/studi-hadits-tentang-produksi_19.html
No comments:
Post a Comment