Pages

esok pasti ada tapi esok belum pasti

Thursday, March 30, 2017

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN ORGANISASI (EKONOMI ISLAM)



MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN  ORGANISASI
(EKONOMI ISLAM)
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Komunikasi antar manusia merupakan problem utama bagi setiap organisasi. Kesalahan manajer berkomunikasi dapat mengakibatkan kerugian beratus-ratus juta rupiah, untuk itu manajer perlu punya kemampuan berkomunikasi secara efektif.
Komunikasi secara efektif merupakan hal yang sangat penting bagi para manajer di setiap organisasi terutama untuk dua alasan. Pertama, fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dapat dilakukan melalui proses komunikasi. Kedua, sebagian besar kegiatan manajer dan waktunya tercurah untuk berkomunikasi. Melalui komunikasi para manajer dapat melaksanakan tugas-tugas mereka. Semua informasi harus dikomunikasikan kepada para manajer agar mereka mempunyai dasar pengambilan keputusan. Apabila manajer tidak punya kemampuan berkomunikasi secara efektif maka tugas pemberi pengarahan kepada bawahan tidak akan berhasil. Kegagalan suatu perundingan, kerjasama dengan pihak lain dan sebagainya juga disebabkan manajer tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
Di samping itu, bagian terbesar dari waktu manajerial dicurahkan untuk kegiatan komunikasi. Jarang manajer yang bekerja di belakang meja sendiri. Dalam kenyataannya, waktu manajerial dihabiskan untuk komunikasi tatap muka, atau melalui telepon dengan bawahan, rekan sejawat, penyedia atau langganan. Manajer juga banyak melakukan penulisan atau pembuatan memo, surat dan laporan-laporan atau barang kali membaca memo, surat, dan laporan yang dikirim kepadanya. Bahkan selama periode manajer bekerja sendiri, mereka sering dihentikan oleh komunikasi.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian komunikasi dalam orgnisasi?
2.      Bagaimana proses komunikasi?
3.      Apa fungsi dari komunikasi dalam sebuah organisasi?



C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Agar mengetahui pengertin komunikasi dalam organisasi
2.      Mengetahui proses komunikasi
3.      Mengetahui fungsi-fungsi dari komunikasi dalam organisasi




























BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada keterampilan-keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara, dll) untuk membuat sukses perukarn informasi.
Komunikasi, sebagai suatu proses dengan mana rang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi. Konsep ini mempunyai unsur-unsur :
1.      Suatu kegiatan untuk membuat orang mengerti
2.      Suatu sarana pengaliran informasi
3.      Suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi diantara individu-individu
Pandangan tradisional tentang komunikasi telah banyak diubah oleh perkembangan teknologi, yaitu bahwa komunikasi tidak hanya terjadi antara dua atau lebih individu, tetapi mencakup juga komunikasi antara orang-orang dan mesin-mesin, dan bahkan antara mesin dengan mesin lainnya.








2.      Proses Komunikasi

Penggunaan saluran untuk menyampaikan pesan
Balikan
 



pikiran
pengolahan
pemahaman
pengolahan
penerimaan
                                                                   Penerima
                                                                                                       

Gangguan
 


Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam proses kominikasi, yang di gambarkan dalam diagram di atas, terlihat pengirim yang menyampaikan pesan kepada penerima melalui saluran tertentu.
a.       Pengirim pesan
Komunikasi dimulai oleh pengirim yang memiliki “pikiran” atau ide. Pikiran tau ide ini selanjutnya diolah sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti oleh pengirim dan penerima. Kita biasanya berpiki tentang “pengolahan atau encoding” sebagai pesan dalam bahasa manusia, sekalipun masih ada banyak cara pengolahan, seperti penerjemahan pikiran ke dalam bahasa komputer. Econding di sini merupakan informasi atau gagasan yang diterjemahkan ke dalam simbol-simbol

b.      Penggunaan saluran untuk menyampaikan pesan
Informasi disampaikan melalui “saluran” yang menghubungkan pengiriman dengan penerima pesan. Pesan itu bisa dalam bentk lisan atau boleh jadi juga berbentuk tulisan dan dapat disampaikan melalui komputer, telepon, atau televisi. Misalnya, dalam percakapan memlalui telepon, kedua pembicara dapat mencapai kesepakatan pokok yang kemudian ditegaskan melalui surat karena masih banyak pilihan yang tersedia, dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing, maka pemilihan saluran yang paling sesuai merupakan hal yang sangat penting bagi komunikasi yang efektif

c.       Penerima pesan
Penerima pesan harus “siap” menerima pesan agar pesan itu dapat diolah menjadi pikiran. Misalnya seseorang yang sedang membayangkan pertandingan sepak bola yang menarik dapat mengurangi perhatiannya terhadap hal-hal yang dikemukakan dalam laporan, yang karenanya mempertinggi gagalnya komunikasi. Langkah selanjutnya dalam proses komunikasi adalah “pengolahan atau decoding” pesan, di mana peneriman mengubah pesan menjadi pikiran. Omunikasi yang akurat hanya dapat terjadi apabila pengirim dan penerima meletakkan arti yang sama atau setidak-tidaknya serupa pada simbol-simbol yang mengandung pesan. Misalnya, suatu pesan yang berbahasa perancis mensyaratkan penerima yang dapat memahami bahasa perancis.

d.      Gangguan dan Balikan dalam Komunikasi
Sayang sekali, komunikasi dipengaruhi oleh gangguan (noise atau keributan) yaitu segala seseuatu yang menghambat komunikasi apakah gangguan itu dari pengirim, pada penyampaian pesan, atau pada penerima. Sebagai contoh:
Suatu lingkungan yang bising atau sesak dapat menghambat pembentukan pikiran yang jelas. Untuk mengetahui efektivitas komunikasi, maka penting artinya “umpan balik”. Setelah berita diterima dan diterjemahkan, penerima mungkin menyampaikan berita alasan yang ditujukan kepada pengirim mula-mula atau orang lain. Jadi, komunikasi adalah proses yang berkesinambungan dan tak pernah berakhir. Seseorang berkomunikasi, penerima menanggapinya melalui komunikasi selanjutnya dengan pengirim atau orang lain, dan seterusnya. Tanggapan ini disebut umpan balik.

e.       Faktor-faktor Situasi dan Organisasi dalam Komunikasi
Banyak faktor situasi dan organisasi yang mempengaruhi proses komunikasi. Faktor-faktor tersebut dalam lingkungan eksternal boleh jadi berupa pendidikan, sosial, hukum-politik, dan ekonomi. Faktor situasi lainnya adalah jarak geografis. Komunikasi tatap muka langsung berbeda dengan pembicaraan melalui telephone dengan orang lain pada sisi dunia yang berbeda dengan surat menyurat. Faktor-faktor situasi lainnya yang mempengaruhi komunikasi dalam suatu perusahaan antara lain struktur organisasi, proses manajerial dan nonmanajerial, serta teknologi. Contoh faktor teknologi adalah dampak teknologi komputer dalam mengolah data dengan jumlah yang sangat besar.  

3.      Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi menjalankan empat fungsi utama dalam organisasi atau perusahaan (Robbins, 2006:392) yaitu:
a.      Pengendalian
Fungsi komunikasi ini untuk mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa cara. Setiap organisasimempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh pegawai. Bila pegawai, misalnya diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan pekejaan ke atasan langsung, sesuai dengan uraian tugasnya, atau sesuai dengan kebijakan perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian perilaku.

b.      Motivasi
Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para pegawai apa yang harus dilakukannya. Seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.

c.       Pengungkapan Emosi
Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok atau organisasi merupakan mekanisme fundamental dimana  para anggota menunjukkan kekecewaan dan kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.

d.      Informasi
Kominikasi memberikan informasi yang diperlukan dan kelompok untuk mengambil keputusan melalui penyampain data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.
Komunikasi dapat dipandang sebagai sarana penyaluran masukan sosial ke dalam sistem sosial. Komunikasi juga merupakan sarana untuk memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi, dan sarana untuk mencapai tujuan. Fungsi komunikasi dalam organisasi yaitu:
A.    Pentingnya Komunikasi
Pentingnya komunikasi dalam upaya yang terorganisasi diakui oleh banyak penulis. Chaster I. Benard, misalnya memendang komunikasi sebagai sarana perhubungan antar orang di dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.[1] Sesungguhnya tanpa adanya komunikasi tidak mungkin adanya aktivitas kelompok karena tanpa hal itu koordinasi dan perubahan tidak dapat dilakukan dengan baik.

B.     Tujuan Komunikasi
Dalam arti yang luas, tujuan komunikasi dalam suatu perusahaan adalah untuk mengadakan perubahan, untuk mempengaruhi tindakan dan untuk mencapai kesejahteraan perusahaan. Dunia usaha, misalnya memerlukan informasi tentang harga, kompetisi, teknologi, dan keuangan, serta informasi tentang daur usaha dan aktivitas pemerintah. Komunikasi penting artinya karena untuk memadukan fungsi-fungsi manajemen. Komunikasi tidak hanya memperlancar terwujudnya fungsi manajeman tetapi komunikasi juga menghubungkan denga lingkungan eksternal. Misalnya, melalui pertukaran informasi manajer mengetahui kebutuhan-kebutuhan pelanggan, ketersediaan persediaan dari rekanan dan kerisauan-kerisauan masyarakat.

C.     Tanggung Jawab dalm Komunikasi
Pada umumnya adalah benar bahwa para manajer menciptakan iklim organisasi dan mempengaruhi sikap anggota perusahaan. Mereka melakukan hal itu melalui komunikasi yang diawali oleh pimpinan teratas. Meskipun para pimpinan organisasi mempunyai tanggung jawab utama untuk menata nada yang tepat bagi komunikasi yang efektif, setiap orang dalam organisasi juga memikul tanggung jawab tersebut.


4.      Hambatan Komunikasi Efektif
1.      Hambatan yang bersifat organisasional dibedakan menjadi tiga yaitu:
a.      Tingkatan hirarki manajerial
Adanya beberapa tingkatan di dalam organisasi seperti manajeria tingkat atas, manajer menengah dan manajer tingkat bawah dapat menghambat komujikasi efektif. Informasi yang diberikan oleh manajer tingkat atas kepada karyawan bawah, informasi tersebut tidak utuh lagi bahkan dapat berbeda pengertiannya. Hal ini disebabkan informasi tersebut melewati beberapa tingkatan manajer yang disampaikan kepada masing-masing bawahan mereka ada yang dikurangi atau ditambah sehingga sampai paling bawah pengertiannya dudah berbeda.
b.      Wewenang Manajerial
Perbedaan wewenang di dalam tingkat manajer dapat mengakibatkan komunikasi tidak efektif karena adanya perasaan takut kepada atasan atau kurang terbukanya pihak atasan kepada bawahan.
c.       Spesialisasi Di dalam Organisasi
Para spesialis di dalam berkomunikasi sering menggunakan istilah khusus yang tidak dimengerti oleh bagian lain, sehingga terjadi salah pengertian di dalam berkomunikasi.

2.      Hambatan yang bersifat individual disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
a.       Presepsi yang berbeda antara pengirim dan penerima berita
b.      Komunikator dalam keadaan membela diri. Komunikator hanya memikirkan cara untuk membela diri saja sehingga tidak memperhatikan lawan bicaranya dan apa yang dibacarakan oleh lawan bicaranya.
c.       Status komunikator yang sangat berbeda atau di dalam keadaan emosi dapat mengaburkan berita-berita yang dikirim maupun yang diterima.
d.      Pendengaran yang lemah sehingga berita yng ditangkap berbeda pengertian dengan pengirimannya.
e.       Penggunaan bahasa yang tidak tetap baik kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima maupun penggunaan kata-kata yang keliru.
f.       Ketidakpercayaan “Receiver” baik kepada “Sender” maupun berita yang diterimanya.
            Para manajer harus menyadari hal-hal tersebut di atas sehingga mereka dapat mengatasinya dengan baik.
Cara mengatasi hambatan tersebut antara lain:
1.      Mengatasi hambatan organisasional
a.       Setiap informasi dan gagasan yang disampaikan oleh manajer atas kepada semua anggota organisasi, apabila secara lisan dan melalui manajer tingkatan. Para manajer yang punya wewenang untuk menyampaikan informasi dan gagsan tersebut harus menjelaskan secara rinci tanpa adanya menambah atau mengurangi isi dan pengertian informasi tersebut.
b.      Setiap anggota organisasi baik sebagai tingkat atas, menengah, dan bawah maupun yang tidak mempunyai kedudukan, apabila mengadakan komunikasi satu dengan yang lain hendaknya tanpa mengingat kedudukan masing-masin. Konsentrasi hanya pada informasi yang disampaikan oleh masing-masing pihak.
c.       Setiap anggota organisasi yang punya spesialisasi tertentu apabila berkomunikasi dengan anggota yang lain terutama yang bukan sekelompok, hendaknya istilah-istilah khusus tertentu dijelaskan secara rinci sehingga informasi yang dismpaikan dapat diterima “receiver” dengan pengertian yang sama dari “sender”.

2.      Mengatasi hambatan individual
1.      Agar presepsi antara “sender” dan “receiver” sama maka setiap informasi hendaknya dijelaskan secara rinci.
2.      Setiap anggota organisasi yang berkomunikasi sebaiknya jangan menggunakan kata-kata asing yang tidak dimengerti apabilaterpaksa menggunakan kata-kata asing “sender” harus yakin bahwa pengertian kata tersebut juga dimengerti oleh “receiver”.
3.      Meskipun pengiriman berita adalah orang yang tidak dipercayai atau isi berita merupakan hal yang sulit untuk dipercaya, tetapi “receiver” harus tetap berfikir positif sehingga berita yang diterima tetap punya arti yang sama dengan yang dimaksud oleh “sender”.







BAB III
KESIMPULAN
          Komunikasi sangat penting dalam dunia organisasi, dengan adanya komunikasi organisasi sehingga fungsi-funsi manajemen dalam organisasi dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Komunikasi yang efektif memerlukan kemampuan komunikasi yang sangat baik sehingga mudah dimengerti oleh orang lain yang sebagai penerima dari informasi tersebut. Adapaun hambatan-hambatan dalam komunikasi yang efektif yaitu komunikasi dalam organisasional dan dalam komunikasi dalam setiap individu sendiri.
























DAFTAR PUSTAKA

Koontz Harold, Cyril O’Donnell, Heinz Weihrich.1984,Manajemen jilid 2.Jakarta:PT. Gelora Aksara Pratama
Sabardi Agus.1992,Dasar-Dasar Manajemen.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta
Handoko T. Hani.1984,Manajemen.Yogyakarta:BPFE Yogyakarta


[1] The Function of the Executive (cambridge, Mass.: Harvard University Press, 1993)

Saturday, March 25, 2017

KOMUNIKASI BISNIS (EKONOMI ISLAM)



KOMUNIKASI BISNIS 
(EKONOMI ISLAM)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Komunikasi antar manusia merupakan problem utama bagi setiap organisasi. Kesalahan manajer berkomunikasi dapat mengakibatkan kerugian beratus-ratus juta rupiah, untuk itu manajer perlu punya kemampuan berkomunikasi secara efektif.
Komunikasi secara efektif merupakan hal yang sangat penting bagi para manajer di setiap organisasi terutama untuk dua alasan. Pertama, fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dapat dilakukan melalui proses komunikasi. Kedua, sebagian besar kegiatan manajer dan waktunya tercurah untuk berkomunikasi. Melalui komunikasi para manajer dapat melaksanakan tugas-tugas mereka. Semua informasi harus dikomunikasikan kepada para manajer agar mereka mempunyai dasar pengambilan keputusan. Apabila manajer tidak punya kemampuan berkomunikasi secara efektif maka tugas pemberi pengarahan kepada bawahan tidak akan berhasil. Kegagalan suatu perundingan, kerjasama dengan pihak lain dan sebagainya juga disebabkan manajer tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
Di samping itu, bagian terbesar dari waktu manajerial dicurahkan untuk kegiatan komunikasi. Jarang manajer yang bekerja di belakang meja sendiri. Dalam kenyataannya, waktu manajerial dihabiskan untuk komunikasi tatap muka, atau melalui telepon dengan bawahan, rekan sejawat, penyedia atau langganan. Manajer juga banyak melakukan penulisan atau pembuatan memo, surat dan laporan-laporan atau barang kali membaca memo, surat, dan laporan yang dikirim kepadanya. Bahkan selama periode manajer bekerja sendiri, mereka sering dihentikan oleh komunikasi.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian komunikasi dalam orgnisasi?
2.      Bagaimana proses komunikasi?
3.      Apa fungsi dari komunikasi dalam sebuah organisasi?



C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Agar mengetahui pengertin komunikasi dalam organisasi
2.      Mengetahui proses komunikasi
3.      Mengetahui fungsi-fungsi dari komunikasi dalam organisasi


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada keterampilan-keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara, dll) untuk membuat sukses perukarn informasi.
Komunikasi, sebagai suatu proses dengan mana rang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi. Konsep ini mempunyai unsur-unsur :
1.      Suatu kegiatan untuk membuat orang mengerti
2.      Suatu sarana pengaliran informasi
3.      Suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi diantara individu-individu
Pandangan tradisional tentang komunikasi telah banyak diubah oleh perkembangan teknologi, yaitu bahwa komunikasi tidak hanya terjadi antara dua atau lebih individu, tetapi mencakup juga komunikasi antara orang-orang dan mesin-mesin, dan bahkan antara mesin dengan mesin lainnya.








2.      Proses Komunikasi

Penggunaan saluran untuk menyampaikan pesan
Balikan
 



pikiran
pengolahan
pemahaman
pengolahan
penerimaan
                                                                   Penerima
                                                                                                       

Gangguan
 


Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam proses kominikasi, yang di gambarkan dalam diagram di atas, terlihat pengirim yang menyampaikan pesan kepada penerima melalui saluran tertentu.
a.       Pengirim pesan
Komunikasi dimulai oleh pengirim yang memiliki “pikiran” atau ide. Pikiran tau ide ini selanjutnya diolah sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti oleh pengirim dan penerima. Kita biasanya berpiki tentang “pengolahan atau encoding” sebagai pesan dalam bahasa manusia, sekalipun masih ada banyak cara pengolahan, seperti penerjemahan pikiran ke dalam bahasa komputer. Econding di sini merupakan informasi atau gagasan yang diterjemahkan ke dalam simbol-simbol

b.      Penggunaan saluran untuk menyampaikan pesan
Informasi disampaikan melalui “saluran” yang menghubungkan pengiriman dengan penerima pesan. Pesan itu bisa dalam bentk lisan atau boleh jadi juga berbentuk tulisan dan dapat disampaikan melalui komputer, telepon, atau televisi. Misalnya, dalam percakapan memlalui telepon, kedua pembicara dapat mencapai kesepakatan pokok yang kemudian ditegaskan melalui surat karena masih banyak pilihan yang tersedia, dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing, maka pemilihan saluran yang paling sesuai merupakan hal yang sangat penting bagi komunikasi yang efektif

c.       Penerima pesan
Penerima pesan harus “siap” menerima pesan agar pesan itu dapat diolah menjadi pikiran. Misalnya seseorang yang sedang membayangkan pertandingan sepak bola yang menarik dapat mengurangi perhatiannya terhadap hal-hal yang dikemukakan dalam laporan, yang karenanya mempertinggi gagalnya komunikasi. Langkah selanjutnya dalam proses komunikasi adalah “pengolahan atau decoding” pesan, di mana peneriman mengubah pesan menjadi pikiran. Omunikasi yang akurat hanya dapat terjadi apabila pengirim dan penerima meletakkan arti yang sama atau setidak-tidaknya serupa pada simbol-simbol yang mengandung pesan. Misalnya, suatu pesan yang berbahasa perancis mensyaratkan penerima yang dapat memahami bahasa perancis.

d.      Gangguan dan Balikan dalam Komunikasi
Sayang sekali, komunikasi dipengaruhi oleh gangguan (noise atau keributan) yaitu segala seseuatu yang menghambat komunikasi apakah gangguan itu dari pengirim, pada penyampaian pesan, atau pada penerima. Sebagai contoh:
Suatu lingkungan yang bising atau sesak dapat menghambat pembentukan pikiran yang jelas. Untuk mengetahui efektivitas komunikasi, maka penting artinya “umpan balik”. Setelah berita diterima dan diterjemahkan, penerima mungkin menyampaikan berita alasan yang ditujukan kepada pengirim mula-mula atau orang lain. Jadi, komunikasi adalah proses yang berkesinambungan dan tak pernah berakhir. Seseorang berkomunikasi, penerima menanggapinya melalui komunikasi selanjutnya dengan pengirim atau orang lain, dan seterusnya. Tanggapan ini disebut umpan balik.

e.       Faktor-faktor Situasi dan Organisasi dalam Komunikasi
Banyak faktor situasi dan organisasi yang mempengaruhi proses komunikasi. Faktor-faktor tersebut dalam lingkungan eksternal boleh jadi berupa pendidikan, sosial, hukum-politik, dan ekonomi. Faktor situasi lainnya adalah jarak geografis. Komunikasi tatap muka langsung berbeda dengan pembicaraan melalui telephone dengan orang lain pada sisi dunia yang berbeda dengan surat menyurat. Faktor-faktor situasi lainnya yang mempengaruhi komunikasi dalam suatu perusahaan antara lain struktur organisasi, proses manajerial dan nonmanajerial, serta teknologi. Contoh faktor teknologi adalah dampak teknologi komputer dalam mengolah data dengan jumlah yang sangat besar.  

3.      Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi menjalankan empat fungsi utama dalam organisasi atau perusahaan (Robbins, 2006:392) yaitu:
a.      Pengendalian
Fungsi komunikasi ini untuk mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa cara. Setiap organisasimempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh pegawai. Bila pegawai, misalnya diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan pekejaan ke atasan langsung, sesuai dengan uraian tugasnya, atau sesuai dengan kebijakan perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian perilaku.

b.      Motivasi
Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para pegawai apa yang harus dilakukannya. Seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.

c.       Pengungkapan Emosi
Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok atau organisasi merupakan mekanisme fundamental dimana  para anggota menunjukkan kekecewaan dan kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.

d.      Informasi
Kominikasi memberikan informasi yang diperlukan dan kelompok untuk mengambil keputusan melalui penyampain data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.
Komunikasi dapat dipandang sebagai sarana penyaluran masukan sosial ke dalam sistem sosial. Komunikasi juga merupakan sarana untuk memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi, dan sarana untuk mencapai tujuan. Fungsi komunikasi dalam organisasi yaitu:
A.    Pentingnya Komunikasi
Pentingnya komunikasi dalam upaya yang terorganisasi diakui oleh banyak penulis. Chaster I. Benard, misalnya memendang komunikasi sebagai sarana perhubungan antar orang di dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.[1] Sesungguhnya tanpa adanya komunikasi tidak mungkin adanya aktivitas kelompok karena tanpa hal itu koordinasi dan perubahan tidak dapat dilakukan dengan baik.

B.     Tujuan Komunikasi
Dalam arti yang luas, tujuan komunikasi dalam suatu perusahaan adalah untuk mengadakan perubahan, untuk mempengaruhi tindakan dan untuk mencapai kesejahteraan perusahaan. Dunia usaha, misalnya memerlukan informasi tentang harga, kompetisi, teknologi, dan keuangan, serta informasi tentang daur usaha dan aktivitas pemerintah. Komunikasi penting artinya karena untuk memadukan fungsi-fungsi manajemen. Komunikasi tidak hanya memperlancar terwujudnya fungsi manajeman tetapi komunikasi juga menghubungkan denga lingkungan eksternal. Misalnya, melalui pertukaran informasi manajer mengetahui kebutuhan-kebutuhan pelanggan, ketersediaan persediaan dari rekanan dan kerisauan-kerisauan masyarakat.

C.     Tanggung Jawab dalm Komunikasi
Pada umumnya adalah benar bahwa para manajer menciptakan iklim organisasi dan mempengaruhi sikap anggota perusahaan. Mereka melakukan hal itu melalui komunikasi yang diawali oleh pimpinan teratas. Meskipun para pimpinan organisasi mempunyai tanggung jawab utama untuk menata nada yang tepat bagi komunikasi yang efektif, setiap orang dalam organisasi juga memikul tanggung jawab tersebut.


4.      Hambatan Komunikasi Efektif
1.      Hambatan yang bersifat organisasional dibedakan menjadi tiga yaitu:
a.      Tingkatan hirarki manajerial
Adanya beberapa tingkatan di dalam organisasi seperti manajeria tingkat atas, manajer menengah dan manajer tingkat bawah dapat menghambat komujikasi efektif. Informasi yang diberikan oleh manajer tingkat atas kepada karyawan bawah, informasi tersebut tidak utuh lagi bahkan dapat berbeda pengertiannya. Hal ini disebabkan informasi tersebut melewati beberapa tingkatan manajer yang disampaikan kepada masing-masing bawahan mereka ada yang dikurangi atau ditambah sehingga sampai paling bawah pengertiannya dudah berbeda.
b.      Wewenang Manajerial
Perbedaan wewenang di dalam tingkat manajer dapat mengakibatkan komunikasi tidak efektif karena adanya perasaan takut kepada atasan atau kurang terbukanya pihak atasan kepada bawahan.
c.       Spesialisasi Di dalam Organisasi
Para spesialis di dalam berkomunikasi sering menggunakan istilah khusus yang tidak dimengerti oleh bagian lain, sehingga terjadi salah pengertian di dalam berkomunikasi.

2.      Hambatan yang bersifat individual disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
a.       Presepsi yang berbeda antara pengirim dan penerima berita
b.      Komunikator dalam keadaan membela diri. Komunikator hanya memikirkan cara untuk membela diri saja sehingga tidak memperhatikan lawan bicaranya dan apa yang dibacarakan oleh lawan bicaranya.
c.       Status komunikator yang sangat berbeda atau di dalam keadaan emosi dapat mengaburkan berita-berita yang dikirim maupun yang diterima.
d.      Pendengaran yang lemah sehingga berita yng ditangkap berbeda pengertian dengan pengirimannya.
e.       Penggunaan bahasa yang tidak tetap baik kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima maupun penggunaan kata-kata yang keliru.
f.       Ketidakpercayaan “Receiver” baik kepada “Sender” maupun berita yang diterimanya.
            Para manajer harus menyadari hal-hal tersebut di atas sehingga mereka dapat mengatasinya dengan baik.
Cara mengatasi hambatan tersebut antara lain:
1.      Mengatasi hambatan organisasional
a.       Setiap informasi dan gagasan yang disampaikan oleh manajer atas kepada semua anggota organisasi, apabila secara lisan dan melalui manajer tingkatan. Para manajer yang punya wewenang untuk menyampaikan informasi dan gagsan tersebut harus menjelaskan secara rinci tanpa adanya menambah atau mengurangi isi dan pengertian informasi tersebut.
b.      Setiap anggota organisasi baik sebagai tingkat atas, menengah, dan bawah maupun yang tidak mempunyai kedudukan, apabila mengadakan komunikasi satu dengan yang lain hendaknya tanpa mengingat kedudukan masing-masin. Konsentrasi hanya pada informasi yang disampaikan oleh masing-masing pihak.
c.       Setiap anggota organisasi yang punya spesialisasi tertentu apabila berkomunikasi dengan anggota yang lain terutama yang bukan sekelompok, hendaknya istilah-istilah khusus tertentu dijelaskan secara rinci sehingga informasi yang dismpaikan dapat diterima “receiver” dengan pengertian yang sama dari “sender”.

2.      Mengatasi hambatan individual
1.      Agar presepsi antara “sender” dan “receiver” sama maka setiap informasi hendaknya dijelaskan secara rinci.
2.      Setiap anggota organisasi yang berkomunikasi sebaiknya jangan menggunakan kata-kata asing yang tidak dimengerti apabilaterpaksa menggunakan kata-kata asing “sender” harus yakin bahwa pengertian kata tersebut juga dimengerti oleh “receiver”.
3.      Meskipun pengiriman berita adalah orang yang tidak dipercayai atau isi berita merupakan hal yang sulit untuk dipercaya, tetapi “receiver” harus tetap berfikir positif sehingga berita yang diterima tetap punya arti yang sama dengan yang dimaksud oleh “sender”.







BAB III
KESIMPULAN
          Komunikasi sangat penting dalam dunia organisasi, dengan adanya komunikasi organisasi sehingga fungsi-funsi manajemen dalam organisasi dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Komunikasi yang efektif memerlukan kemampuan komunikasi yang sangat baik sehingga mudah dimengerti oleh orang lain yang sebagai penerima dari informasi tersebut. Adapaun hambatan-hambatan dalam komunikasi yang efektif yaitu komunikasi dalam organisasional dan dalam komunikasi dalam setiap individu sendiri.
























DAFTAR PUSTAKA

Koontz Harold, Cyril O’Donnell, Heinz Weihrich.1984,Manajemen jilid 2.Jakarta:PT. Gelora Aksara Pratama
Sabardi Agus.1992,Dasar-Dasar Manajemen.Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta
Handoko T. Hani.1984,Manajemen.Yogyakarta:BPFE Yogyakarta


[1] The Function of the Executive (cambridge, Mass.: Harvard University Press, 1993)