MAKALAH
PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA DI INDONESIA
BAB
I
A. LATAR BELAKANG
Pengembangan
sumber daya manusia akhir-akhir ini menjadi perhatian para pakar ilmu ekonomi.
Teori-teori ekonomi tentang investasi dan kapital mulai mengalami perubahan
setelah terbukti bahwa sumber daya manusia memainkan peranan paling vital dalam
pembangunan ekonomi. Banyak negara industri maupun negara industri baru
memusatkan perhatiannya pada investasi sumber daya manusia karena terbukti
merupakan faktor yang signifikan.
karena
menjadi faktor paling vital dalam pembangunan ekonomi sumber daya manusia tidak
bisa di kesampingkan dari pembangunan suatu negara. Maka dari itu dibutuhkan
perencanaan ataupun strategi yang tepat untuk mengembangkan kualitas sumber
daya manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembangunan sumber daya
manusia?
2. Bagaimana kondisi dan permasalahan
Sumber Daya Manusia Indonesia?
3. Strategi pembangunan Sumber Daya Manusia
Indonesia?
BAB II
A.
Pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sumber
daya manusia menyangkut dimensi, jumlah karakteristik (kualitas), dan
persebaran (penduduk). Meskipun upaya untuk menyatukan pengertian pengembangan
sumber daya manusia telah banyak dilakukan oleh para pakar, ada beberapa
pendapat yang berbeda mengenai pengertian pengembangan sumber daya manusia.
Tidak tertutup kemungkinan ketidaksamaan pengertian pengembangan sumber daya
muncul sebagai akibat setiap negara mempunyai pengetian yang disesuaikan dengan
kondisi dan kepentingan masing-masing negara. Berikut ini dibahas beberapa
pengertian pengembangan sumber daya manusia.
Menurut
Bank Dunia (1980) pengertian pengembangan sumber daya manusia mirip dengan
pengembangan manusia. Dengan demikian, pengembangan sumber daya manusia adalah
upaya pengembangan manusia yang menyangkut pengembangan aktivitas dalam bidang
pendidikan dan latihan, kesehatan, gizi, penurunan fertilitas, peningkatan
kemampuan penelitian, dan pengembangan teknologi. Selanjutnya Bank Dunia
memperluas pengertian pengembangan sumber daya manusia dengan menambah
komponen-komponen sehingga pengertiannya mengandung unsur-unsur.
-
pendidikan dan latihan,
-
kesehatan dan gizi,
-
kesempatan kerja,
-
lingkungan hidup yang sehat,
-
pengembangan karier di tempat kerja, dan
-
kehidupan politik yang bebas
Meskipun
ada beberapa unsur dalam pengertian
pengembangan sumber daya, akan tetapi
pendidikan dan pelatihan merupakan unsur terpenting dalam pengembangannya. UNDP
(United Nations Development Programme) merumuskan pengertian pengembangan
sumber daya manusia sebagai upaya untuk pengembangan manusia yang didefinisikan
sebagai berikut
Pengembangan
manusia (sumber daya manusia) adalah proses meningkatkan kemampuan manusia
untuk melakukan pilihan-pilihan.
Pengertian
ini memusatkan perhatian pada pemerintahan dalam peningkatan kemampuan manusia
(melalui investasi pada manusia itu sendiri) dan pada pemanfaatan kemampuan itu
(melalui penciptaan kerangka keterlibatan manusia untuk mendapatkan penghasilan
dan perluasan peluang kerja).
Menurut
Loius Emmerij (1998 yang dimuat dalam Tadjuddin Noer Effendi. Sumber Daya
Manusia, Peluang Kerja Dan kemiskinan.1993), merumuskan pengembangan sumber
daya manusia merupakan tindakan kreasi sumber daya manusia, pengembangannya,
dan menyusun struktur insentif (upah) sesuai dengan peluang kerja yang ada,
yang mengandung upaya untuk memproduksi sumber daya manusia yang berkualitas
(terampil dan cerdas) melalui pendidikan formal dan latihan dan pemanfaatan
sumber daya tersebut.
CIDA
(Canadian International Development Agency dimuat dalam Tadjuddin Noer
Effendi.1993) mengemukakan bahwa,
Pengembangan
sumber daya manusia menekankan manusia baik sebagai alat maupun tujuan akhir
pembangunan. Dalam jangka pendek, dapat diartikan sebagai pengembangan
pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan segera tenaga ahli teknik,
kepemimpinan, tenaga administrasi, dan upaya ini ditujukan pada kelompok
sasaran untuk mempermudah mereka terlibat dalam sistem sosio-ekonomi di negara
itu. Kelompok sasaran termasuk wanita, tunakisma, penduduk miskin didesa dan
kota, penduduk usia muda, dan masyarakat terpencil, dan lain-lain.
Pengertian
di atas meletakkan manusia sebagai pelaku dan penerima pembangunan. Tindakan
yang perlu dilakukan jangka pendek adalah memberikan pendidikan dan latihan
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil. Dalam pengembangan itu perlu
diarahkan pada kelompok sasaran, seperti wanita, tunakisma, penduduk miskin,
dan masyarakat terpencil.[1]
Dilihat dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa pengembangan sumber daya manusia yaitu upaya meningkatan kemampuan manusia untuk
bisa melakukan keahlian tertentu.
B. KONDISI DAN PERMASALAHAN SUMBER DAYA
MANUSIA DI INDONESIA
Pengembangan
sumber daya manusia akhir-akhir ini menjadi perhatian para pakar ilmu ekonomi.
Teori-teori ekonomi tentang investasi dan kapital mulai mengalami perubahan
setelah terbukti bahwa sumber daya manusia memainkan peranan paling vital dalam
pembangunan ekonomi. Banyak negara industri maupun negara industri baru
memusatkan perhatiannya pada investasi sumber daya manusia karena terbukti
merupakan faktor yang signifikan.
Seperti
pernah dituturkan oleh Harry Oshima, bahwa negara-negara Asia Tenggara (kecuali
singapura) disebabkan oleh perbedaan tingkat kualitas sumber daya manusianya.
Satu sisi negara-negara asia timur relatif lebih miskin dalam hal sumber daya
alam, bahkan dalam perang Dunia Kedua dan perang Korea sejumlah besar
infrastruktur sosial dan barang-barang modal mengalami kehancuran, tetapi dalam
pertumbuhan ekonominya ternyata kawasan ini berada beberapa tahap didepan. Ahli
ekonomi jepang ini kemudian mengambil kesimpulan bahwa faktor penting yang
membedakan kedua kelompok tersebut adalah sumber daya manusia.
Sejak
tahun 1960-an perkembangan ilmu ekonomi mengalami perubahan orientasi karena
memperlihatkan objek bahasan baru tentang pentingnya investasi sumber daya
manusia dalam proses pembangunan. Faktor manusia yang sulit dikuantifikasi
kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi dan banyak dilupakan oleh kelompok
ekonom klasik maupun strukturalis, ternyata memainkan peranan kunci. Faktor ini
memang bersifat disembodied, tetapi pengaruhnya sangat nyata terhadap
pembangunan ekonomi.
Theodore Schultz, pakar ilmu ekonomi
pemenang nobel, memulai kajian-kajian tentang sumber daya manusia ini sejak
tahun 1960-an, yang menekankan pentingnya investasi sumber daya manusia dalam
proses pembangunan. Dengan mengutip perkiraan yang dilakukan oleh Edward
Denison, Schultz melihat bahwa kegiatan pendidikan mampu menyumbang sekitar
0,35 persen terhadap pertumbuhan ekonomi pertahun di Amerika Serikat pada tahun
1909 sampai tahun 1929 , khususnya terhadap pendapatan nyata (real in come)
dinegri ini. Kontribusi pendidikan tersebut kemudian meningkat menjadi 0,67
persen dalam periode tahun 1929- 1957.
Kekurangan mendasar dalam masalah
sumber daya manusia inilah yang biasa dijumpai di negara - negara tengah
berkembang pada umumnya. Biasanya negara-negara tengah berkembang mengalami dua
masalah pokok dalam pembangunan ekonomi. Pertama, karena kekurangan
tenaga-tenaga ahli dengan keahlian yang kritis (the shortage of person with
critical skills) disektor modernnya dan kedua, kelebihan tenaga kerja (surplus
labor) disektor tradisional maupun sektor modernya. Jadi, strategi
pengembangan sumber daya manusia harus memperhatikan dua pokok persoalan dalam
:
a. Pengembangan keterampilan
b. Penyediaan kesempatan kerja yang
produktif bagi sumber daya manusia yang masih belum termanfaatkan secara
optimal.
Kekurangan
dan kelebihan tenaga kerja berkaitan satu sama lain dan merupakan produk dari
proses pembangunan yang inheren. Kekurangan sumber daya manusia dengan keahlian
yang sangat diperlukan adalah salah satu sebab dari kelebihan tenaga kerja
tanpa pekerjaan. Ini biasanya merupakan pasangan persoalan yang menjadi
pemandangan umum di negara-negara dunia ketiga.
Seperti dikemukakan oleh F.H. Harbison,
kekurangan tenaga kerja keahlian biasanya mudah dideteksi dalam beberapa
kategori , antara lain sebagai berikut.
a. Dikebanyakan negara sedang berkembang
kekurangan tenaga ahli biasanya terlihat pada bidang-bidang yang sangat
diperlukan seperti ilmuwan, insinyur, dokter, agronomis dan beberapa ahli
lainnya. persoalannya lebih berat lagi karena pada umumnya mereka yang
berkeahlian dalam bidang-bidang tersebut hanya mau bekerja dikota-kota besar
sehingga keahlian mereka biasanya sangat jarang digunakan secara efektif.
Sangat banyak pula yang mempunyai keahlian tertentu justru hanya bekerja
sebagai staf administrasi atau bidang lainnya yang berbeda.
b. Biasanya juga terlihat adanya kekurangan
teknisi dan tenaga lapangan. Ini biasanya lebih kritis karena para pemuda di
negara-negara sedang brkembang tidak terbiasa bekerja keras dilapangan. Mungkin
karena ”priyayisme” pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya “kantoran” jauh lebih
disenangi ketimbang menjadi teknisi dilapangan. Disinilah justru letak
persoalannya sehingga investasi sumber daya manusia tidak terlepas dari sikap
budaya masyarakat bersangkutan.
c. Kekurangan tenaga profesional dibidang
manajemen dan administrasi. Baik disektor
swasta maupun sektor pemerintah. Ini biasanya terjadi sehingga
pengembangan pembangunan ekonomi tidak didukung oleh kemampuan bersaing sumber
daya manusianya.
Tiga
masalah sumber daya manusia inilah yang dinilai menjadi bagian paling kritis
dalam proses pembangunan di negara-negara Dunia ketiga. Kelompok ini sangat
diperlukan kehadirannya dan biasanya disebut high level manpower atau human
capital. Yang sangat diperlukan bagi negara-negara sedang berkembang adalah
bagaimana mengembangkan proses akumulasi sumber daya manusia dalam arti
menambah jumlah dan kualitas orang-orang yang ahli, berketerampilan,
berpendidikan dan berpengalaman pada bidang-bidang yang sangat diperlukan dalam
pembangunan ekonomi. Hal ini akan menjadi investasi pemerintah dalam jangka
panjang.
Pendekatan
ini dipakai oleh para ahli ekonomi dalam menerangkan investasi sumber daya
manusia. Prinsip dasar human capital formation sama saja dengan proses
investasi dalam konteks barang, tetapi berbeda dalam pendekatan praktisnya.
Tetapi di dalam pikiran para ahli ekonomi seperti Schultz, Myrdal, maupun
Kuznetz, investasi sumber daya manusia harus dilakukan sejalan dengan investasi
barang-barang modal.
Tingkat
pembangunan suatu bangsa biasanya sangat berkaitan dengan tingkat investasi
sumber daya manusianya baik dilihat dari stok maupun tingkat akumulasinya.
Pembangunan yang progresif sangat memerlukan sumberdaya manusia dalam kpasitas
yang tinggi untuk mengembangkan pelayanan pemerintah, membangun sektor
pertanian yang modern, industrialisasi, dan berbagai kegiatan pembangunan
lainnya. dengan kata lain, modernisasi yang ditopang oleh serangkaian inovasi,
invensi, dan perubahan-perubahan sangat memerlukan sumber daya manusia dengan
kualitas yang tinggi.
Dengan
demikian, Harbison mengemukakan generalisasi bahwa strategi akumulasi sumber
daya manusia harus selalu diatas tingkat perkembangan angkatan kerja.
Peningkatan tenaga-tenaga insinyur, misalnya kehendaknya dipercepat diatas
peningkatan angkatan kerja secara menyeluruh untuk bisa mencapai perkembangan
ekonomi yang progresif. Lebih lanjut, peningkatan investasi sumber daya manusia
harus pula diatas tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Ini sulit dilakukan dan tampaknya tidak
terlalu relevan untuk memacu perkembangan secepat itu mengingat keadaan sumber
daya manusia negara-negara sedang berkembang masih terbelakang. Tetapi yang
terpenting adalah bagaimana membangun dan menstimulasi pertumbuhan kualitas
sumber daya manusia, baik dari segi keterampilan (skill) maupun budaya kerjanya
(culture of work. Yang pertama bisa dibangun dengan mengembangkan training yang
efektif dan kesempatan kerja yang mapan, sedangkan yang kedua dikembangkan
dengan pembangunan pendidikan formal maupun nonformal dan pembangunan politik
secara umum.
C. STRATEGI PEMBANGUNAN BERBASIS SUMBER
DAYA MANUSIA
Prinsip
pengembangan
Prinsip
pengembangan adalah peningkatan kualitas dan kemampuan bekerja karyawan.
Program
pengembangan
Program
adalah suatu jenis rencana yang kongkret karena di dalamnya sudah tercantum
sasaran, kebijaksanaan, prosedur, anggaran dan waktu pelaksanaanya. Jelasnya
suatu program sudah pasti dilakukan.
Supaya
pengembangan ini mencapai hasil yang baik dengan biaya relative kecil hendaknya
terlebih dahulu ditetapkan program pengembangan.
Dalam
program pengembangan harus dituangkan sasaran, kebijaksanaan prosedur,
anggaran, peserta, kurikulum dan waktu pelaksanaanya. Program pengembangan
harus berprinsipkan pada peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja
masing-masing karyawan pada jabatanya. Program pengembangan suatu organisasi
hendaknya diinformasikan secara terbuka kepada semua karyawan atau anggota
supaya mereka mempersiapkan dirinya masing-masing.
Jenis-jenis
pengembangan
Jenis
pengembangan dikelompokan atas: pengembangan secara informal dan pengembangan
secara formal
a. Pengembangan secara informal yaitu
karyawan atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan mengembangkan dirinya
dengan memperlajari buku-buku literature yang ada hubungannya dengan pekerjaan
atau jabatanya. Pengembangan secara informal menunjukan bahwa karyawan tersebut
berkeinginan keras untuk maju dengan cara meningkatkan kemampuan kerjanya. Hal
ini bermafaat bagi perusahaan karena prestasi kerja karyawan semakin besar,
disamping efisiensi dan produktivitasnya juga semakin baik.
b. Pengembangan secara formal yaitu
keryawan ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan atau latihan, baik
yang dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga
pendidikan atau pelatihan. Pengembangan secara formal dilakukan perusahaan
karena tuntutan pekerjaan saat ini ataupun masa datang, yang sifatnya nonkarier
atau peningkatan kerier seorang karyawan.
Proses
pengembangan.
Proses
atau langkah-langkah pengembangan hendaknya dilakukan sebagai berikut:
a. Sasaran
Setiap
pengembangan harus terlebih dahulu ditetapkan secara jelas sasaran yang ingin
dicapai. Apakah sasaran pengembangan untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan teknis mengerjakan pekerjaan (technical skills) ataukah untuk
meningkatkan kecakapan memimpin (managerial skills) dan conceptual skills.
Penerapan
sasaran ahrus didasarkan kepada kebutuhan jabatan atau pekerjaan dari karyawan
yang bersangkutan.
b. Kurikulum
Kurikulum
atau mata pelajaran yang akan diberikan harus mendukung tercapainya sasaran
dari pengembangan itu.
Kurikulum
harus diterapkan secara sistematis, jumlah jam pertemuan, metode pertemuan,
metode pengajaran dan sistem evaluasinya harus jelas agar sasaran dari
pengembangan itu optimal.
c. Sarana
Mempersiapkan
tempat dan alat-alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan pengembangan.
Penyediaan tempat dan alat-alat harus didasarkan pada prinsip ekonomi serta
berpedoman pada sasaran pengembangan yang ingin dicapai. Misalnya: Tempat
pengembangan hendaknya strategis, tenang, nyaman, dan tidak mengganggu
lingkungan. Mesin-mesin yang digunakan dalam pengembangan sama jenisnya dengan
mesin yang akan dugunakan dalam bekerja pada perusahaan.
d. Peserta
Menetapkan
syarat-syarat dan jumlah peserta yang dapat mengikuti pengembangan. Misalnya
usia, jenis kelamin, pengalaman kerja dan latar belakang pendidikanya. Peserta
pengembangan sebaiknya mempunyai latar belakang yang relative homogen dan
jumlahnya ideal, supaya kelancaran pengembangan terjamin.
e. Pelatih.
Menunjuk
pelatih atau instruktur yang memenuhi persyaratan untuk mengajarkan setiap mata
pelajaran sehingga sasaran pengembangan tercapai. Pengangkatan pelatih atau instruktur
harus berdasarkan kemampuan objektif (teoritis dan praktis) bukan didasarkan
kepada kawan atau saudara. Dengan pelatih yang qualified akan menghasilkan anak
didik yang baik.
f. Pelaksanaan
Melaksanakan
proses belajar-mengajar artinya setiap pelatih mengajarkan materi pelajaran
kepada peserta pengembangan. Proses belajar-mengajar harus diakhiri dengan
ujian atau evaluasi untuk mengetahui sasaran pengembangan tercapai atau tidak.
Metode-Metode
Pengembangan
Pelaksanaan
pengembangan (training and education) harus didasarkan pada metode-metode yang
telah ditetapkan dalam program pengembangan perusahaan. Program pengembangan
ditetapkan oleh penanggung jawab pengembangan, yaitu manajer personalia dan
atau suatu tim. Dalam program pengembangan telah ditetapkan sasaran, proses,
waktu dan metode pelaksanaanya. Supaya lebih baik program ini hendaknya disusun
oleh manajer personalia dan atau suatu tim serta mendapat saran, ide, maupun
kritik yang bersifat konstruktif. Metode-metode pengembangan harus didasarkan
kepada sasaran yang ingin dicapai.
Sasaran
pengembangan karyawan adalah:
1. Meningkatkan kemapuan dan keterampilan
teknis mengerjakan pekerjaan atau technical skills.
2. Meningkatkan keahlian dan kecakapan
memimpin serta mengambil keputusan atau managerial skills dan conceptual
skills.
Metode
pengembangan terdiri atas:
1. Metode latihan atau training.
2. Metode pendidikan atau education.
Latihan
atau training diberikan kepada karyawan operasional, sedangkan pendidikan atau
education diberikan kepada karyawan manajerial.
1. Metode latihan atau training
Metode
latihan harus berdasarkan kepada kebutuhan pekerjaan tergantung pada berbagai
faktor yaitu waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat pendidikan dasar peserta,
latar belakang peserta dan lain-lain.
2. Metode pendidikan (education method)
Metode
pendidikan dalam arti sempit yaitu untuk meningkatkan keahlian dan kecakapan
manajer memimpin para bawahanya secara efektif. Seorang manajer yang efektif
pada jabatannya akan mendapatkan hasil yang optimal. Hal inilah yang memotivasi
perusahaan memberikan pendidikan terhadap karyawan manajerialnya. [2]
Perencanaan
Sumber Daya Manusia
Perencanaan
sumber daya manusia atau human resources planning disingkat perencanaan sumber
daya manusia merupakan fungsi pertama dan utama dari manajemen sumber daya
manusia. PSDM diproses oleh perencana (planer) dan hasilnya menjadi rencana
(plan). Dalam rencana ditetapkan tujuan dan pedoman pelaksanaan serta menjadi
dasar control, tanpa rencana, control tak dapat dilakukan dan tanpa control,
pelaksanaan rencana baik ataupun salah tidak dapat diketahui.
Perencanaan
merupakan masalah memilih, yaitu memilih tujuan dan cara terbaik untuk mencapai
tujuan tersebut dari beberapa alternative yang ada, tanpa alternative,
perencanaan pun tidak ada.
Perencanaan
adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan
asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan. (George R. Terry)
Perencanaan
adalah pemilihan yang fundamental dan masalah perencanaan timbul jika terdapat
alternative-alternatif.
Rencana
adalah sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai hasil suatu
tujuan tertentu. Jadi setiap rencana mengandung dua unsur yaitu tujuan dan
pedoman.
Perencanaan
sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses
menentukan kebutuhan akan tenaga kerja dan cara memenuhi kebutuhan tersebut
untuk melaksanakan rencana terpadu organisasi. (Andrew F S ikula)
Perencanaan
sumber daya manusia ini menetapkan program pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. Jadi, dalam rencana SDM
harus ditetapkan semua hal tersebut di atas secara baik dan benar.
Tujuan
perencanaan sumber daya manusia :
1. Untuk menentukan kualitas dan kuantitas
karyawan yang akan mengisis semua jabatan dalam perusahaan.
2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja
masa kini maupun masa depan, sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakanya.
3. Untuk menghindari terjadinya mis
manajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
4. Untuk mempermudah koordinasi, intergrasi
dan singkronisasi (KIS) sehingga produktivitas kerja meningkat.
5. Untuk menghindari kekurangan dan atau
kelebihan karyawan.
6. Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan
program penarikan, seleksi, pengembangan, kompensasi, pengintegrasi,
pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan.
7. Menjadi pedoman dalam melaksanakan
mutasi (vertical atau horizontal) dan pension karyawan.
8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian
karyawan.
Metode
Perencanaan Sumber Daya Manusia
Metode
psdm, dikenal atas metode non ilmiah dan metode ilmiah. Metode non ilmiah
diartikan bahwa perencanaan SDM hanya didasarkan atas pengalaman, imajinasi dan
perkiraan-perkiraan dari perencanaanya saja.
Rencana
SDM semacam ini risikonya cukup besar, misalnya kualitas dan kuantitas tenaga
kerja tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Akibatnya, timbul mismanajemen
dan pemborosan yang merugikan perusahaan.
Metode
ilmiah diartikan bahwa perencanaan SDM dilakukan berdasarkan atau hasil
analisis dari data, informasi, dan peramalan-peramalan (forecasting) dari
perencanaanya. Rencana SDM semacam ini risikonya relative kecil karena segala
sesuatunya telah diperhitungkan terlebih dahulu.
Pada
metode ilmiah ini, data dan informasinya harus akurat, serta analisis yang baik
dan benar.
Data
merupakan kejadian-kejadian nyata pada masa lampau, baik data sekunder maupun
data primer. Sedangkan informasi merupakan hasil proses data serta memberikan
informatif kepada penerimanya.
Perencanaan Prosedur
Dan Rencana SDM
Perencana
(planner) adalah orang, baik individu maupun kelompok, yang memproses
perencanaan (planning) yang hasilnya menjadi rencana (plan).
Syarat-syarat
perencanaan SDM
1. Harus mengetahui secara jelas masalah
yang akan direncanakan.
2. Harus mampu mengumpulkan dan menganalisa
informasi tentang SDM.
3. Harus mempunyai pengetahuan luas tentang
job analysis, organisasi dan situasi persediaan SDM.
4. Harus mampu membaca situasi SDM masa
kini dan masa mendatang.
5. Mampu memperkirakan peningkatkan SDM dan
teknologi masa depan.
6. Mengetahui secara luas peraturan dan
kebijaksanaan perburuhan pemerintah.
Prosedur perencanaan
SDM
1. Menetapkan secara luas kualitas dan
kuantitas SDM yang dibutuhkan.
2. Mengumpulkan data dan informasi tentang
SDM.
3. Mengelompokan data dan informasi serta
menganalisisnya.
4. Menetapkan beberapa alternative.
5. Memilih yang terbaik dari alternative
yang ada menjadi rencana.
6. Menginformasikan rencana kepada para
karyawan untuk direalisasikan.
Rencana SDM
Rencana
SDM harus baik dan benar, supaya pembinaan dan pengarahan karyawan efektif dan
efisien dalam melakukan tugas-tuganya. Ciri-ciri SDM yang baik dan benar,
antara lain sebagai berikut:
1. Rencana harus menyeluruh, jelas dan
mudah dipahami para karyawan.
2. Job description setiap personel jelas
dan tidak terdapat tumpang tindih dalam pelaksanaan kerja.
3. Kualitas dan kuantitas serta penempatan
karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Asas the right man in right place
and the man on the right job.
4. Rencana harus secara jelas mendapatkan
hubungan kerja, saluran pemerintah, dan tanggung jawab.
5. Rencana harus fleksibel dalam
pelaksanaanya, tetapi tujuan, pedoman dan pola dasarnya tetap.
6. Rencana harus mengatur tentang mutasi
(vertical-horizontal), peraturan dan sanksi hukuman, pengembangan, cara
penilaian dan yang dinilai, dan lain-lain.
7. Dalam rencana harus terdapat secara
jelas hak dan kewajiban para karyawan.
8. Rencana harus menjadi pedoman, kejelasan
tugas pendorong semangat kerja karyawan.
9. Rencana harus dapat digunakan menjadi
alat control yang baik.
Jangka waktu rencana
1. Rencana jangka panjang, waktunya lebih
dari 5 tahun, seperti rencana pensiun dan lain-lain.
2. Rencana waktu menengah, waktunya 3-5
tahun, seperti rencana promosi, demosi dan lain-lain.
3. Rencana jangka pendek, waktunya 1-2
tahun, seperti rencana seleksi dan lain-lain. [3]
BAB
III
A. pengembangan sumber daya manusia
yaitu upaya meningkatan kemampuan
manusia untuk bisa melakukan keahlian tertentu.
B. Permasalahan sumberdaya manusia di
Indonesia secara umum ada dua yaitu kuran terampil dan minimnya kesempatan
kerja bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia
C. Strategi untuk mengatasi permasalahan
sumberdaya manusia yaitu dengan merencanakan dan melaksanakan program – program
yang sesuai dengan keadaan sumber daya manusia dan tujuan dari program itu
sendiri.
Daftar Pustaka
Effendi,
Tadjuddin Noer.1993. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja Dan kemiskinan.
Yogyakarta : Tiara Wacana.
Hasibuan,.S.p
dan Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
J. Rachbini,
didik. 2001. Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Gramedia
widiasarana Indonesia.
[1] Effendi,
Tadjuddin Noer. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja Dan kemiskinan. Yogyakarta :
Tiara Wacana, 1993. Hlm. 1-14
[2] Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi
Aksara Jakarta 2007, hlm 68-80.
[3] Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi
Aksara Jakarta 2007, hlm 254.
No comments:
Post a Comment